Search
Close this search box.

Ingin Berhaji? Pahami Dahulu 6 Rukun Haji yang Harus Dilakukan

Jamaah Haji melaksanakan tawaf di Ka'bah

Rukun haji – Ibadah haji merupakan rukun ke lima atau rukun yang terakhir di dalam Islam. Oleh karena itu, banyak orang yang mampu untuk berbondong-bondong untuk bisa melaksanakan segala rukun haji.

Setiap ibadah memiliki rukunnya masing-masing, baik itu shalat, umrah, haji, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kaum Muslimin terkhusus kepada orang yang akan melaksanakan haji perlu mengetahui rukun-rukunnya.

Rukun Haji yang harus Dilakukan

Rukun-rukun dalam ibadah dapat dikatakan sebagai susunan tata acara, sehingga apabila tata cara ini tidak dilaksanakan maka akan merusak ibadah tersebut. Bahkan ibadah tersebut dianggap tidak sah.

Oleh karena itu, berikut rukun haji yang perlu dilakukan dalam melaksanakan ibadah haji.

1. Ihram

Ihram merupakan sebuah langkah awal untuk melaksanakan haji atau umrah. Namun, pengertian ihram ini masih sering disalahpahami oleh sebagian besar orang, yakni memahami kalau ihram adalah kain yang digunakan saat menjalankan dua ibadah suci tersebut.

Padahal, ihram sendiri memiliki arti sendiri, yakni niat untuk menjalankan haji dan umrah. Niat ini akan membuat seseorang yang akan menjalankan kedua ibadah suci ini tidak boleh melakukan kegiatan tertentu seperti berjima’, berkata kotor, dan lain sebagainya.

Kemudian, bagi seseorang yang telah berihram akan memakai kain khusus ihram. Ini sebagai pertanda bahwa ia sedang menjalankan ibadah suci tersebut.

Baca juga: 10 Perlengkapan Umroh agar Tenang Sampai Mekkah

2. Wukuf di Arafah

Wukuf merupakan salah satu puncak dari rukun ibadah haji, sehingga apabila tidak melaksanakannya maka haji yang dilakukan dianggap tidak sah.

Kegiatan ini berupa menetap atau hadir di Arafah dimulai pada setelah tergelincirnya matahari di tanggal 9 Dzulhijjah sampai dengan menuju terbitnya fajar di tanggal 10 Dzulhijjah.

Di Arafah ini para jamaah haji bisa berada di mana saja dalam keadaan bersuci atau tidak, tidur atau terjaga, duduk atau berbaring. Intinya para jamaah cukup berdiam diri, namun sangat disarankan untuk berdzikir dan berdoa sebagai penyempurna ibadah yang sedang dilaksanakan.

3. Tawaf Ifadhah di Ka’bah

Rukun selanjutnya merupakan mengelilingi Ka’bah. Kegiatan pengelilingan ini disebut dengan Tawaf Ifadhah dengan menempatkan Ka’bah berada di sebelah kiri dan mengelilinginya sebanyak tujuh kali.

Berdasarkan almanhaj.or.id, bahwa para ulama sepakat kalau tawaf ifadhah merupakan bagian dari rukun haji dan menjadi keabsahannya. Hal ini berdasarkan QS. Al-Hajj ayat 29:

وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Artinya: dan hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).

Pengelilingan ini memiliki dua waktu memulainya, yakni waktu utama pada hari 10 Dzulhijjah di pagi hari, lebih tepatnya setelah melempar jumrah dan tahallul. Selanjutnya, waktu lainnya pada setelah tengah malam atau sesudah keluar matahari 10 Dzulhijjah.

4. Sa’i dari Shafa ke Marwah

Sa’i memiliki latar belakang bersejarah dalam Islam. Kegiatan berlari-lari kecil ini merupakan sebuah penghargaan dari Allah SWT kepada Siti Hajar, istri dari Nabi Ibrahim AS saat mencari air minum untuk Nabi Ismail saat masih bayi.

Kegiatan ini berdasarkan pada sejarah pencarian air dari Shafa ke Marwah dan sebaliknya berkali-kali. Oleh karena itu, rukun haji selanjutnya adalah perjalanan dari Shafa ke Marwah dan Marwah ke Shafa bolak-balik sebanyak tujuh kali, dan berakhir di Marwah.

Perjalanan ini dilakukan dengan cara berlari-lari kecil bagi laki-laki dan berjalan biasa bagi perempuan. Selain itu, saat perjalanan tersebut terdapat dzikir dan do’a di masing-masing perjalanan.

Baca juga: Bukit Safa & Marwa, Simbol Perjuangan

5. Pencukuran Rambut atau Tahallul

Tahallul atau pencukuran rambut merupakan rukun selanjutnya dalam pelaksanaan ibadah haji. Ini menjadi sebuah pertanda bahwa seseorang yang melaksanakan haji dan keluar dari keadaan ihram.

Kegiatan ini berdasarkan QS Al-Fath ayat 7:

لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ

Artinya: bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, jika Allah menghendaki dalam keadaan aman, dengna menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa takut.

Tahallul atau pencukuran rambut ini dilakukan dengan mencukur seluruhnya bagi laki-laki atau menggunting beberapa helai rambut sepanjang ujung jari bagi perempuan dengan paling sedikit sebanyak tiga helai.

6. Tertib

Rukun terakhir yang perlu menjadi perhatian adalah tertib. Tertib di sini maksudnya adalah melaksanakan semua rukunnya secara berurutan tanpa melangkahi antara satu rukun dengan rukun lainnya.

Pelaksanaan ihram sampai tahallul harus dilakukan satu persatu secara berutuan dan tidak boleh untuk tidak melaksanakan salah satunya. Jika iya, maka tentu haji yang dilaksanakan tidak akan sah.

Akhir Kata

Haji yang dilakukan memiliki beberapa ketentuan dalam pelaksanaannya, dan harus dilakukan secara berurutan atau biasa disebut dengan rukun. Jika rukun haji ini tidak dilakukan secara berurutan dan benar, maka akan merusak ibadah hajinya tersebut dan pelaksanaan hajinya tidak sah.

Oleh karena itu, para calon jemaah haji perlu memahami rukun-rukun haji yang akan dilaksanakannya di tanah suci Mekkah nantinya, serta mempersiapkan kebutuhan sebelum berangkat haji.