Search
Close this search box.

3 Waktu yang Tepat dalam Menasehati

Manusia tidak lepas dari kesalahan, sehingga kesalahan tersebut membuat ia menjadi berdosa atau bahkan menzalimi manusia lainnya.

Hal ini tentu menjadi sebuah tugas bagi kita sesama manusia, terutama sesama Muslim. Sebab sesuai dengan QS. Al-Ashr ayat 3:

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Artinya: kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Dari ayat di atas jelas bahwa saling menasehati menuju kebenaran dan kesabaran adalah bagian dari iman seorang Muslim.

Waktu Tepat Menasehati

Ternyata, menasehati demi kebaikan pun perlu diperhatikan waktu penyampaiannya. Sebab, tidak hanya mengurangi peluang nasehat itu tidak diterima, namun juga perlu memikirkan kondisi dari orang yang dinasehati tersebut.

Berikut waktu yang tepat untuk saling menasehati.

1. Tidak saat sedang berada di depan umum

Memberikan nasehat di depan umum sangat tidak dianjurkan, meskipun itu demi kebaikan orang tersebut.

Karena apabila ia dinasehati saat berada di depan umum, maka orang lain yang berada di situ akan mengetahui kesalahannya. Alhasil, ia akan merasa malu, dan berpeluang orang-orang yang ada di situ akan memandang ia rendah dan mencemoohnya.

Nasehat yang baik itu pun malah tidak akan bisa ia terima dan merasa terzalimi atas apa yang telah Anda lakukan.

2. Saat emosi normal atau stabil

Menasehati orang dengan emosi yang tidak stabil akan sia-sia. Bukan respon baik yang akan Anda terima, malah respon buruk yang ia berikan kepada Anda.

Nasehat yang Anda berikan tersebut akan ia anggap sebagai penghakiman dan semakin memancing amarah yang ada di dalam dirinya.

3. Pikiran sedang keadaan jernih

Pikiran yang kacau dan tidak stabil sangat sulit untuk menerima. Meskipun ia menerima dengan baik, namun ia pasti sulit untuk mencerna apapun yang diterimanya, terutama pada nasehat yang diberikan. Jadinya ia akan sulit menentukan apa yang harus ia lakukan.

Selain itu, nasehat tersebut akan ia anggap sebagai bentuk perendahan dirinya. Alhasil, nasehat yang diberikan tidak akan tersampaikan dengan baik