Bepergian jauh, baik untuk tujuan ibadah, pekerjaan, pendidikan, maupun silaturahmi, merupakan bagian dari perjalanan hidup manusia yang tidak terpisahkan. Dalam Islam, perjalanan bukan sekadar perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, namun juga mengandung nilai-nilai spiritual dan etika yang perlu dijaga. Oleh karena itu, adab bepergian menjadi penting sebagai bentuk implementasi ajaran Islam dalam aktivitas sehari-hari.
Makna Adab Bepergian dalam Islam
Pengertian Adab dan Kaitannya dengan Perjalanan
Adab dalam bahasa Arab berarti tata krama, sopan santun, dan perilaku yang sesuai dengan ajaran syariat. Dalam konteks bepergian, adab berarti menjaga perilaku, niat, dan tata cara yang diridhai Allah SWT selama dalam perjalanan. Tidak hanya soal fisik dan tujuan, tetapi bagaimana seorang Muslim tetap menjunjung nilai-nilai Islam selama di jalan.
Pentingnya Adab Saat Bepergian
Adab bepergian bukan hanya tuntunan spiritual, tetapi juga cara menjaga diri dan lingkungan sekitar. Rasulullah SAW sendiri memberikan banyak contoh tentang bagaimana bersikap saat bepergian, termasuk bagaimana menyapa sesama, berdoa sebelum berangkat, dan menjauhi hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya atau kesulitan bagi diri dan orang lain.
Menjaga Niat dan Doa Saat Bepergian
Niat yang Lurus Karena Allah
Setiap perjalanan yang dilakukan hendaknya diawali dengan niat karena Allah. Baik untuk mencari ilmu, mencari rezeki halal, atau mengunjungi kerabat, semuanya harus diniatkan sebagai bentuk ibadah agar perjalanan tersebut diberkahi.
Membaca Doa Bepergian
Doa adalah perlindungan pertama dalam perjalanan. Rasulullah SAW mengajarkan doa khusus saat bepergian yang intinya memohon keselamatan, keberkahan, dan dijauhkan dari keburukan. Dengan membaca doa, seorang Muslim menyerahkan perjalanannya sepenuhnya kepada perlindungan Allah.

Etika Terhadap Sesama Musafir
Sopan Santun dan Tolong-Menolong
Dalam perjalanan, sering kali kita bertemu dengan orang asing, baik sesama penumpang maupun masyarakat setempat. Adab bepergian mengajarkan pentingnya menjaga sopan santun, bersikap ramah, dan tidak menyakiti hati orang lain. Bahkan dalam hadis disebutkan bahwa sebaik-baik teman perjalanan adalah yang paling banyak membantu.
Menjaga Hak Sesama
Adab bepergian juga meliputi menjaga hak orang lain, seperti tidak mengganggu kenyamanan orang lain dengan suara bising, tidak mengambil tempat duduk orang, serta menghormati batasan privasi. Ini semua mencerminkan akhlak seorang Muslim yang sejati.
Menjaga Ibadah Selama dalam Perjalanan
Shalat dan Ibadah Lainnya
Meskipun dalam perjalanan, kewajiban ibadah tetap harus ditegakkan. Islam memberikan keringanan dengan memperbolehkan qashar dan jama’ shalat, namun bukan berarti melupakan ibadah. Menjaga shalat selama dalam perjalanan adalah bagian dari adab bepergian yang sangat dianjurkan.
Menjauhi Hal-Hal yang Dilarang
Bepergian tidak boleh dijadikan alasan untuk melonggarkan syariat. Menjaga pandangan, makanan yang halal, serta menjauhi pergaulan bebas adalah bentuk adab dalam menjaga diri saat jauh dari rumah dan pengawasan keluarga.
Kembali dengan Keberkahan
Membawa Oleh-Oleh yang Bermanfaat
Salah satu bentuk adab bepergian adalah membawa buah tangan atau oleh-oleh untuk keluarga atau sahabat. Ini bukan kewajiban, namun merupakan bentuk kasih sayang dan kepedulian sosial.
Berbagi Cerita dan Ilmu
Jika perjalanan dilakukan untuk belajar atau menghadiri kegiatan bermanfaat, maka adab yang baik adalah membagikan ilmu yang didapat kepada orang-orang di rumah. Ini menjadi bagian dari keberkahan perjalanan.
Bepergian dengan Akhlak dan Kesadaran
Adab bepergian adalah cerminan kedewasaan iman dan tanggung jawab seorang Muslim. Ia tidak hanya berpikir tentang tujuannya, tetapi juga memperhatikan proses dan interaksi selama di jalan. Dengan menjaga adab, maka perjalanan bukan hanya aman secara fisik, tapi juga mendapat nilai ibadah di sisi Allah SWT. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa menjunjung tinggi adab dalam setiap perjalanan hidup.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Musafir adalah doa yang mustajab.” Artinya, perjalanan adalah momen yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Maka dari itu, marilah kita jadikan setiap perjalanan sebagai cara untuk memperkuat iman dan membangun karakter Islami yang tangguh di mana pun kita berada.