5 Amalan Hari Tasyrik bagi Wanita Haid, Apa Saja?

Muslimah23 Views

Hari Tasyrik merupakan hari-hari yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, dzikir, dan amalan saleh. Tiga hari setelah Idul Adha—tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah—disebut sebagai Ayyamul Tasyrik. Pada hari-hari ini, umat Islam di seluruh dunia memperingati kebesaran Allah, dan bagi mereka yang sedang berhaji, inilah waktu melontar jumrah di Mina. Namun bagaimana dengan wanita yang sedang haid? Apakah mereka masih bisa mengisi hari-hari Tasyrik dengan amalan yang bernilai ibadah? Artikel ini akan mengupas secara mendalam lima amalan utama yang bisa dilakukan oleh wanita haid saat hari Tasyrik.

Makna Hari Tasyrik dalam Islam

Hari Tasyrik disebut dalam beberapa hadis sebagai hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda:

“Hari-hari Tasyrik adalah hari makan, minum dan berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim)

Tidak seperti hari puasa sunnah lainnya, puasa pada hari Tasyrik justru diharamkan. Sebaliknya, hari ini menjadi momen spesial untuk memperbanyak syukur dan amal baik. Bagi wanita haid, meskipun tidak bisa shalat dan membaca Al-Qur’an dalam mushaf, tetap ada banyak pintu amal yang terbuka.

Dzikir dan Takbir: Amalan yang Tak Terbatas

Takbir Muthlaq dan Muqayyad

Takbir di hari Tasyrik dibagi menjadi dua: takbir muthlaq (umum di mana saja dan kapan saja) serta takbir muqayyad (dilakukan setelah shalat fardhu). Meski wanita haid tidak bisa shalat, mereka tetap dianjurkan untuk memperbanyak takbir muthlaq. Bahkan, beberapa ulama menyatakan bahwa takbir tetap berlaku bagi mereka untuk meneguhkan semangat keimanan.

Lafal dan Makna Takbir

Lafal takbir yang sering dikumandangkan adalah:

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallaahu wallaahu Akbar. Allahu Akbar wa lillaahil hamd.”

Ini bukan sekadar seruan, tapi bentuk pengagungan atas kebesaran Allah. Bagi wanita haid, ini menjadi salah satu cara utama dalam meraih pahala besar saat hari Tasyrik.

Sedekah dan Kepedulian Sosial

Bersedekah dari Rumah

Wanita haid tetap bisa bersedekah, baik dalam bentuk uang, makanan, maupun barang lain yang bermanfaat. Apalagi di hari Tasyrik, ketika banyak kaum fakir miskin juga sedang merayakan Idul Adha dan berharap mendapatkan perhatian dari sesama Muslim.

Membantu Kurban dan Distribusinya

Meski tidak menyembelih hewan kurban, wanita haid dapat membantu proses pembagian daging kurban kepada yang membutuhkan. Ini bisa menjadi bentuk amal sosial yang sangat besar nilainya dan menjadi penguat ukhuwah Islamiyah.

Berdoa dan Munajat

Doa sebagai Senjata Mukmin

Tidak ada larangan bagi wanita haid untuk berdoa. Bahkan, hari-hari Tasyrik bisa menjadi momentum untuk memohon kebaikan dunia dan akhirat. Allah SWT senantiasa mendengar doa hamba-Nya, tak peduli apapun kondisinya.

Mengisi Waktu dengan Doa Harian

Doa-doa pagi dan petang bisa tetap dibaca. Wanita haid tetap diperbolehkan membaca zikir ma’tsurat, karena ini tidak termasuk membaca mushaf Al-Qur’an. Doa ini bisa menjadi pelindung spiritual selama hari-hari penuh keberkahan.

Menuntut Ilmu dan Mengajarkan Kebaikan

Mendalami Ilmu Keislaman

Hari Tasyrik adalah momen yang tepat untuk meningkatkan wawasan keislaman. Wanita haid bisa mengikuti kajian daring, membaca buku-buku agama, atau mendengarkan ceramah dari ulama melalui media digital.

Menjadi Agen Dakwah dalam Keluarga

Mengajarkan anak-anak tentang keutamaan hari Tasyrik, mengenalkan mereka pada kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, serta menanamkan nilai-nilai kurban adalah amalan besar yang mendatangkan pahala jariyah.

Berbuat Baik kepada Sesama

Menjaga Lisan dan Perilaku

Meskipun terlihat sederhana, menjaga lisan dari ghibah dan fitnah adalah amalan besar di sisi Allah. Wanita haid bisa menahan diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan mengalihkan energi untuk mempererat hubungan dengan sesama.

Membantu Urusan Rumah Tangga

Ibadah tidak selalu identik dengan masjid dan sajadah. Dalam Islam, membantu suami, anak, dan mengurus rumah tangga dengan niat ibadah juga bernilai tinggi. Hari Tasyrik bisa menjadi momen untuk memaksimalkan peran tersebut dengan niat lillahi ta’ala.

Setiap Hamba Berhak pada Keberkahan Hari Tasyrik

Hari Tasyrik bukanlah milik mereka yang sedang suci saja. Ia adalah hari Allah bagi seluruh umat Islam, tanpa terkecuali. Wanita yang sedang haid tetap dapat mengambil bagian dalam keberkahan hari-hari tersebut dengan berbagai amalan yang diperbolehkan. Tak ada alasan untuk merasa terpinggirkan. Justru inilah saat untuk membuktikan bahwa ibadah tidak sebatas raga, tapi juga ruhani, niat, dan kontribusi nyata dalam kehidupan.

Dengan semangat ini, hari Tasyrik menjadi bukan sekadar hari raya, tapi momen refleksi, pembaruan iman, dan pembuktian bahwa wanita—dalam kondisi apapun—dapat tetap menjadi hamba Allah yang aktif, produktif, dan dicintai-Nya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *