Search
Close this search box.

Mengulas tentang Mimbar Rasulullah SAW

Mengulas tentang Mimbar Rosulullah SAW

aet.co.id – Mimbar merupakan suatu peralatan penting yang terdapat di setiap masjid. Hal ini didasarkan pada praktek osulullah saat menyampaikan khutbahnya. Rosulullah mulai menggunakan mimbar pada tahun ke-7 atau setelah Masjid Nabawi direnovasi.

Awalnya mimbar rosulullah adalah sebuah gundukan sebagai tempat duduk Rosulullah SAW, yang bertujuan untuk memudahkan Rosul dalam mengenali orang asing yang datang untuk menyampaikan khutbah.

Tinggi mimbar ini dua hasta, satu jengkal dan tiga jari atau setara dengan 125 cm. dengan tinggi anak tangganya satu jengkal, ada juga yang mengatakan sepertiga hasta atau 18 hingga 25 cm. dengan lebar anak tangga satu jengkal atau 18 hingga 25 cm. untuk lebar mimbar sendiri satu hasta atau 50 cm dan panjang mimbarnya pun 50 cm atau satu hasta.

Mengulas tentang Mimbar Rasulullah SAW

Mimbar ini biasanya digunakan oleh Rosulullah SAW untuk khutbah saat jum’at, sedangkan untuk khutbah ‘Id dan lainnya Nabi tidak menggunakan mihrabnya. Bentuk mimbar pada masjid umumnya ada dua bentuk, yang pertama dengan menggunakan anak tangga di depan, dan yang ke dua bentuk mimbar dengan anak tangga yang berada di belakang.

Di mimbar ini juga terdapat bulatan pada bagian depan mimbar yang berukuran kurang lebih 25 cm. dan mimbar Rosulullah ini juga dilengkapi dengan sandaran yang terdiri dari tiga tiang. Mimbar Nabi Muhammad SAW yang merupakan sempadan Raudhah.

Sempadan ini ditandai oleh tiang berwarna putih dengan karpet yang berwarna putih kehijau-hijauan. Dan pada bagian belakang mimbar ini ada pangkin yang digunakan oleh para muazzin untuk melaungkan adzan.

Sejarah Mimbar Rosulullah

Awalnya mimbar asli yang digunakan pada zaman Rosulullah dulu hanyalah sebuah balok kayu yang terbuat dari kurma. Dengan dimensi 50 cm atau 0,50 m x 125 m atau 410 ft. dan pada tahun 629 ada tambahan tiga anak tangga.

Khalifah Abu Bakar dan juga umar bin khattab tidak menggunakan anak tangga ketiga dikarenakan mengikuti sunnah. Namun khalifah ke tiga yakni Utsman bin Affan menempatkan sebuah kubah kain yang ditempatkan pada bagian atasnya dengan kursi yang terbuat dari eboni.

Pada tahun 1395 mimbar dipindahkan oleh Baybars, kemudian dipindah lagi oleh Sheikh al-Mahmudi pada tahun 1417, dan dipindahkan lagi pada akhir abad ke lima belas oleh Ibnu Qutaibah. Hingga pada tahun 2013 bulan agustus tidak lagi digunakan di dalam masjid.

Dan setelah sekian lama mimbar Rosulullah tersebut tidak digunakan akhirnya para imam kembali menggunakan mihrab tersebut untuk memimpin shalat para Jemaah di Masjid Nabawi. Kurang lebih sudah ada 25 tahun mihrab ini tidak digunakan.

Hingga akhirnya ketika terselesaikannya proyek perluasan komplek Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi pembukaan mihrab Rasulullah pun dilakukan. Ini semua didasarkan pada semakin banyaknya Jemaah yang berziarah ke makam Rosulullah SAW dan sahabat abu bakar serta sahabat Umar bin Khattab yang letaknya berdampingan.

Dengan di bukanya area ini sehingga Jemaah dapat melaksanakan ziarah dengan tenang. Imam pertama yang menggunakan mihrab Rosul setelah ditutup sekitar seper-empat abad ini adalah Syeikh Abdullah Al baijan.

Mimbar ini bertempat di bagian barat dari makam Rosulullah. Mihrab Rasulullah dibangun oleh khalifah Ustman bin Affan sehingga disebut dengan mihrab usmani. Bangunan itu direnovasi oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz yang telah memerintah usai Rosulullah wafat sekitar 200 tahun.